LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PLANKTONOLOGI
FITOPLANKTON
Disusun Oleh
Praktikan
Danar Prasetyo Utomo
26020110141024
Asisten
Anisa Asri Hardini
K2D606002
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara garis besar organisme lautan terbagi atas tiga golongan yaitu bentos, nekton, dan plakton. Bentos adalah organisme yang mendiami dasar perairan. Nekton merupakan organisme yang lebih besar dengan kemampuan renang yang melakukan kegiatan di daerah pelagik. Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut (tidak memiliki kemampuan renang) apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar.(Sachlan, 1982).
Fitoplankton dapat berperan sebagai salah satu dari parameter ekologi yang dapat menggambarkan kondisi suatu perairan. Salah satu ciri khas organisme fitoplankton yaitu merupakan dasar dari mata rantai pakan di perairan (Dawes, 1981). Oleh karena itu, kehadirannya di suatu perairan dapat menggambarkan karakteristik suatu perairan apakah berada dalam keadaan subur atau tidak.
Kelimpahan fitoplankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa parameter lingkungan dan karakteristik fisiologisnya. Komposisi dan kelimpahan fitoplankton akan berubah pada berbagai tingkatan sebagai respons terhadap perubahan-perubahan kondisi lingkungan baik fisik, kimia, maupun biologi (Reynolds et al. 1984). Faktor penunjang pertumbuhan fitoplankton sangat kompleks dan saling berinteraksi antara faktor fisika-kimia perairan seperti intensitas cahaya, oksigen terlarut, stratifikasi suhu, dan ketersediaan unsur hara nitrogen dan fosfor, sedangkan aspek biologi adalah adanya aktivitas pemangsaan oleh hewan, mortalitas alami, dan dekomposisi (Goldman dan Horne, 1983).
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi serta terminologi fitoplankton
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan genus serta ciri-ciri fitoplankton
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Plankton
Plankton merupakan komunitas biota yang terdiri dari flora dan fauna dimana pergerakannya relative lemah dibandingkan dengan kemampuannya arus untuk membawanya. (Omori dan Ikeda, 1992). Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok yaitu :
Kelompok | Ukuran | Biota utama |
Plankton non-net Ultrananoplankton Nanoplankton Mikroplanton Plankton net Mesoplankton Makroplankton Megaloplankton | < 5µm 5 – 60 µm 60 – 500 µm 0,5 – 1 mm 1 – 10 mm >10 mm | Bakteria Fungi, Flagellata, dan Diatom kecil Sebagian besar fitoplankton, Foraminifera, Ciliata, Rotifera , dan Nauplius Copepoda Cladocera, Copepoda, dan Larvaceae Pteropoda, Copepoda, Euphausiid, Chaetognatha. Scyphozoa, Thaliaceae . |
Nanoplankton adalah biota yang dapat melewati plankton net berukuran 20 µm. Sedangkan net plankton adalah biota yang dapat di jarring atau dikumpulkan dengan plankton net berukuran 20 µm.(Dussart, 1965).
Menurut Omori dan Ikeda (1992) pengelompokan plankton berdasarkan ekologis :
1. Plankton Laut (Marine plankton/Haliplankton)
· Plankton oseanik (Oceanic Plankton) : plankton yang tinggal di lapisan perairan diatas landasan kontinen.
· Plankton neritik (Neritic Plankton) : plankton yang tinggal di lapisan perairan dari pantai sampai dengan kedalaman 200 meter diatas landasan kontinen.
· Plankton air payau (Brackishwater Plankton) : plankton yang tinggal di estuaria, pantai, dan perairan payau.
2. Plankton air tawar (Freshwater Plankton/Limnoplankton) adalah plankton yang tinggal di perairan-perairan darat, seperti sungai, danau.
Pengelompokan plankton berdasarkan kedalaman :
1. Pleuston adalah biota plankton pada permukaan air laut dimana selalu berhubungan dengan udara. Pergerakan plankton ini banyak dipengaruhi oleh angin. Contohnya : Physalia dan velella (Hydrozoa).
2. Neuston adalah biota plankton yang tinggal pada lapisan permukaan dari kedalaman beberapa sampai dengan 10 milimeter.
3. Epipelagic Plankton adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan sampai dengan kedalaman 300 m pada siang hari.
4. Mesopelagic Plankton adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan diantara 300 sampai dengan 1000 meter pada siang hari.
5. Bathypelagic Plankton adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan diantara 1000 sampai dengan 3000 – 4000 meter.
6. Abyssopelagic Plankton adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan lebih dari 3000 – 4000 meter.
7. Epibenthic Plankton adalah biota plankton yang menempati lapisan perairan mendekati dasar atau secara temporer berkaitan dengan lapisan permukaan dasar.
Pengelompokan plankton berdasarkan siklus hidupnya :
1. Plankton tetap (holoplankton) adalah biota plankton yang kehidupannya sebagai plankton dijumpai sepanjan siklus hidupnya.
Contoh : Chaetognatha dan Copepoda.
2. Plankton sementara (meroplankton) adalah biota plankton yang kehidupannya sebagai plankton hanya dalam waktu temporer tertentu dibandingkan dengan keseluruhan siklus hidupnya seperti telur atau stadia larva.
2.2. Fitoplankton
Fitoplankton adalah komponen autotrof plankton. Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen.
Nama fitoplankton diambil dari istilah Yunani, phyton atau "tanaman" dan πλαγκτος ("planktos"), berarti "pengembara" atau "penghanyut". Sebagian besar fitoplankton berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Akan tetapi, ketika berada dalam jumlah yang besar, mereka dapat tampak sebagai warna hijau di air karena mereka mengandung klorofil dalam sel-selnya (walaupun warna sebenarnya dapat bervariasi untuk setiap spesies fitoplankton karena kandungan klorofil yang berbeda beda atau memiliki tambahan pigmen seperti phycobiliprotein).(Thurman, H. V., 1997)
Fitoplankton memperoleh energi melalui proses yang dinamakan fotosintesis sehingga mereka harus berada pada bagian permukaan permukaan (disebut sebagai zona euphotic) lautan, danau atau kumpulan air yang lain. Melalui fotosintesis, fitoplankton menghasilkan banyak oksigen yang memenuhi atmosfer Bumi.(Thurman, H. V., 1997)
Kemampuan mereka untuk mensintesis sendiri bahan organiknya menjadikan mereka sebagai dasar dari sebagian besar rantai makanan di ekosistem lautan dan di ekosistem air tawar.(Richtel, M., 2007)
Disamping cahaya, fitoplankton juga sangat tergantung dengan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhannya. Nutrisi-nutrisi ini terutama makronutrisi seperti nitrat, fosfat atau asam silikat, yang ketersediaannya diatur oleh kesetimbangan antara mekanisme yang disebut pompa biologis dan upwelling pada air bernutrisi tinggi dan dalam. Akan tetapi, pada beberapa tempat di Samudra Dunia seperti di Samudra bagian Selatan, fitoplankton juga dipengaruhi oleh ketersediaan mironutrisi besi. Hal ini menyebabkan beberapa ilmuan menyarankan penggunaan pupuk besi untuk membantu mengatasi karbondioksida akibat aktivitas manusia di atmosfer.(Richtel, M., 2007)
Walaupun hampir semua fitoplankton adalah fotoautotrof obligat, ada beberapa fitoplankton yang miksotrofik dan ada juga spesies tak berpigmen yang merupakan heterotrof (yang ini dinamakan sebagai zooplankton). Jenis-jenis ini, yang paling dikenal adalah dinoflagellata seperti genus Noctiluca dan Dinophysis, memperoleh karbon organiknya dengan memakan organisme atau material detritus lainnya.(Thurman, H. V., 1997).
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
1. Praktikum Fitoplankton
Hari,/Tanggal : Selasa
a)12 April 2011
b) 19 April 2011
c) 26 April 2011
d) 3 Mei 2011
Pukul : 11.00 – 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Biologi Laut Ilmu Kelautan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro
3.2 Alat dan Bahan
1. Alat
· Mikroskop : Digunakan untuk mengamati sampel
· Pipet Tetes : Digunakan untuk mengambil sampel plankton
· Botol Sampel : Digunakan untuk tempat sampel plankton
· Kaca Preparat : Sebagai tempat sampel plankton yang akan
diamati
· Buku Identifikasi : Sebagai panduan untuk mengidentifikasi plankton
· Alat Tulis : Digunakan untuk mencatat hasil praktikum
· Buku Gambar : Untuk menggambar plankton hasil praktikum
2. Bahan
· Sampel Plankton : Sampel yang akan diamati
· Formalin 4 % : Digunakan untuk mengawetkan sampel plankton
· Aquades : Untuk membersihkan kaca preparat dan pipet tetes
· Tissue : Untuk membersihkan kaca preparat dan pipet tetes
3.3 Cara Kerja
Pengamatan Sampel Fitoplankton
· Pengambilan satu tetes sampel plankton dari botol sampel
· Pengamatan di bawah mikroskop dengan perbesaran tertentu
· Digambar dan diidentifikasi dengan buku identifikasi fitoplankton
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
1. Divisi : Bacillariophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Family : Thalassiosiraceae
Genus : Cyclotella
Spesies : Cyclotella s
2. Divisi : Bacillariophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Family : Naviculaceae
Genus : Gyrosigma
Spesies : Gyrosigma sp
3. Divisi : Bacillariophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Family : Rhizosoleniaceae
Genus : Rhizosolenia
Spesies : Rhizosolenia sp
http://www.pucpr.edu/marc/facultad/nnavarro
4. Divisi : Cyanophyta
Kelas : Chrococcophyceae
Ordo : Chrococcales
Family : Coelosphaeriaceae
Genus : Coelosphaerium
Spesies : Coelosphaerium sp
http://www.lifesciences.napier.ac.uk/algalweb/Islay02.
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Peridiniales
Family : Peridiniaceae
Genus : Peridinium
Spesies : Peridinium sp
6. Divisi : Cyanopyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Oscillatoriales
Family : Oscillatoriaceae
Genus : Oscillatoria
Spesies : Oscillatoria sp
7. Divisi : Bacillariophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Family : Biddulphiaceae
Genus : Streptotheca
Spesies : Streptotheca sp
http://www.taibif.org.tw/nbrpp/algae.php
8. Divisi : Bacillariophyta
Kelas : Bacillariales
Ordo : Bacillariophyceae
Family : Bacillariaceae
Genus : Nitzschia
Spesies : Nitzschia sp
9. Divisi : Bacillariophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Familiy : Naviculaceae
Genus : Navicula
Spesies : Navicula sp
http://www.desertfishes.org/cuatroc/organisms/stromatolites
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Family : Chaetocerotaceae
Genus : Bacteriastrum
Spesies : Bacteriastrum sp
http://www.chbr.noaa.gov/pmn/image_gallery_diatom.
11. Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Zygnematales
Family : Mesotaeniaceae
Genus : Cylindrocystis
Spesies : Cylindrocystis sp
12. Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Zygnematales
Family : Desmidiaceae
Genus : Hyalotheca
Spesies : Hyalotheca sp
http://www.microscopy-uk.org.uk/mag//artnov07/mm-algae.
13. Divisi : Bacillariophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Family : Thalassiosiraceae
Genus : Skeletonema
Spesies : Skeletonema sp
Kelas : Prasinophyceae
Ordo : Halosphaerales
Family : Halosphaeraceae
Genus : Halosphaera
Spesies : Halosphaera sp
http://mygeologypage.ucdavis.edu/cowen/historyoflife/ch04images
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Nostocales
Family : Nostocaceae
Genus : Anabaenopsis
http://botany.natur.cuni.cz/algo/determin
16. Divisi : Bacillariophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Family : Achnanthaceae
Genus : Cocconeis
Spesies : Cocconeis sp
17. Divisi : Bacillariophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Family : Cymbellaceae
Genus : Amphora
Spesies : Amphora sp
http://starcentral.mbl.edu/mv/portal
4.2. Pembahasan
1. Cyclotella
Diatom kecil dengan sel-sel hanya berdiameter 3-5 mm. Katup pendek dan berbentuk drum. Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton. Memiliki alur yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Hal ini berkaitan dengan cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang di dalam air, terdapat alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau dengan perantaraan lender. Perkembangbiakannya dapat membelah diri, oogami, serta pembentukan auksospora.
2. Gyrosygma
Alga kersik yang memiliki alur ke arah yang menyirip (pinnae), berbentuk batang, seperti perahu atau pahat. Organisme ini bergerak merayap maju mundur, yang mungkin karena pergeseran anatra alas dan arus plasma ekstraseluler pada rafe. Organisme ini pula biasanya melekat pada tumbuh-tumbuhan air. Perkembangbiakan seksual berlangsung dengan cara isogami.
3. Rhizosolenia
Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton. Memiliki alur yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Hal ini berkaitan dengan cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang di dalam air, terdapat alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau dengan perantaraan lender. Perkembangbiakannya dapat membelah diri, oogami, serta pembentukan auksospora.
4. Coelosphaerium
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau – hijauan. Umumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang basah. Setelah pembelahan sel – sel tetap bergandengan dengan perantaraan lendir tadi dan dengan demikian terbentuk kelompok – kelompok atau koloni.
5. Peridinium
Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen karetinoid. Tubuh dinoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri, mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan cincin yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut annulus. Flagellum transversal menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan kedepan, sedangkan flagellum longitudinal mengendalikan air ke arah posterior.
6. Oscillatoria
Ganggang ini berupa benang tebal terdiri dari sel pipih, pembiakan membelah diri dan fragmentasi atau potongan benang yang terpisah timbul menjadi benang baru yang disebut hormogonium.
7. Streptotheca
Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton. Memiliki alur yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Hal ini berkaitan dengan cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang di dalam air, terdapat alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau dengan perantaraan lender. Perkembangbiakannya dapat membelah diri, oogami, serta pembentukan auksospora.
8. Nitzschia
Salah satu alga coklat yang berperan penting dalam pemeliharaan (kekerangan, teripang, dan abalone) sebagai pakan langsung.
9. Bacteriastrum
Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton. Memiliki alur yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Hal ini berkaitan dengan cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang di dalam air, terdapat alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau dengan perantaraan lender. Perkembangbiakannya dapat membelah diri, oogami, serta pembentukan auksospora.
10. Navicula
Alga kersik yang memiliki alur ke arah yang menyirip (pinnae), berbentuk batang, seperti perahu atau pahat. Organisme ini bergerak merayap maju mundur, yang mungkin karena pergeseran anatra alas dan arus plasma ekstraseluler pada rafe. Organisme ini pula biasanya melekat pada tumbuh-tumbuhan air. Perkembangbiakan seksual berlangsung dengan cara isogami.
11. Cylindrocystis
Pada Umumnya unisel, koloni, filamen atau desmid, Tidak memiliki flagel. Biasanya hidup di air tawar atau payau. Yang berbentuk koloni ada yg mhslkan lendir yang mengapung dan menimbulkan bau busuk.
12. Hyalotheca
Unisel, koloni atau filament. Umumnya placoderm desmid. Sel tersusun atas 2 semisel yang sama persis. Dinding sel terdiri dua lapis diliputi lender. Hidup di perairan sedikit asam (pH 5-6).
13. Skeletonema
Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton. Memiliki alur yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Hal ini berkaitan dengan cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang di dalam air, terdapat alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau dengan perantaraan lender. Perkembangbiakannya dapat membelah diri, oogami, serta pembentukan auksospora.
14. Halosphaera
Bersel satu dan mikroskopis. Habitat pada oceanic. Reproduksi dengan transformasi isi sel menjadi zoospora àtransformasi menjadi ukuran semula à pelepasan selaput silika. Pembentukan ‘resting spora’.
15. Anabaenopsis
Hidup pada air tawar, air laut dan melapisi batu-batuan atau menempel pada gaggang dan tanaman akuatik lainnya. Filament meruncing dan tidak bercabang/ memiliki percabangan palsu. Percabangan palsu dapat lepas dari trikom induk.Heterokist biasanya basal dan jika ada akinet berdekatan dengan heterokist basal.
16. Cocconeis
Alga kersik yang memiliki alur ke arah yang menyirip (pinnae), berbentuk batang, seperti perahu atau pahat. Organisme ini bergerak merayap maju mundur, yang mungkin karena pergeseran anatra alas dan arus plasma ekstraseluler pada rafe. Organisme ini pula biasanya melekat pada tumbuh-tumbuhan air. Perkembangbiakan seksual berlangsung dengan cara isogami.
17. Amphora
Alga kersik yang memiliki alur ke arah yang menyirip (pinnae), berbentuk batang, seperti perahu atau pahat. Organisme ini bergerak merayap maju mundur, yang mungkin karena pergeseran anatra alas dan arus plasma ekstraseluler pada rafe. Organisme ini pula biasanya melekat pada tumbuh-tumbuhan air. Perkembangbiakan seksual berlangsung dengan cara isogami.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa sampel plankton, didapatkan tujuh belas jenis fitoplankton yang kebanyakan dari divisi Bacillariophyta. Jenis-jenis tersebut antara lain yaitu Cyclotella sp, Gyrosigma sp, Rhizosolenia sp, Streptotheca sp, Nitzschia sp, Navicula sp, Skeletonema sp, Cocconeis sp, Amphora sp. Jenis dari fitoplankton ini mendominasi sebagian besar perairan daerah tropis, karena jenis-jenis ini mampu memiliki alur yang memusat (central) pada permukaan cawannya . Hal ini berkaitan dengan cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang di dalam air, terdapat alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau dengan perantaraan lender. Semua plankton yang teranalisa kebanyakan ditemukan di daerah tropis, yang habitatnya di daerah estuarine.
5.2 Saran
Pada saat sampling lebih baik sampel plankton yang didapatkan langsung dimasukkan kedalam botol sampel dan larutan yang digunakan berupa formalin 4 % sehingga sampel plankton tidak rusak karena sampel yang berupa fitoplankton mudah rusak dan apabila rusak sedikit saja maka akan menyulitkan saat identifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dawes. 1981. Marine Botany. New Zealand.
Dussart. 1965. Marine Ecological Processes. London: Great Britain.
Omori and Ikeda. 1992. Challenges to Marine Ecosystems: Proceedings of the 41st European Marine. Michigan State University Press, USA.
Reynolds et al. 1984. The Ecology of Freshwater Phytoplankton. University Pierre et Marie Curie. Paris.
Thurman, H. V. 1997. Introductory Oceanography. New Jersey, USA: Prentice Hall College. ISBN 0132620723.
Blog anda sangat gelap. tolong di perterangkan. agar para pengunjung bisa membaca. Maaf sebelumnya.
BalasHapusiya, tidak apa2, mas saya mau tnaya, bisa gag, fitoplankton di sungai bisa di hasilkan dari pemberiaan pupuk kandang ? mkasih jawabnya
Hapusiya, tidak apa2, mas saya mau tnaya, bisa gag, fitoplankton di sungai bisa di hasilkan dari pemberiaan pupuk kandang ? mkasih jawabnya
BalasHapus