Jumat, 27 Mei 2011

World Ocean Conference

WORLD OCEAN CONFERENCE
World Ocean Conference (WOC) merupakan suatu konferensi kelautan dunia yang membahas masalah isu-isu dalam bidang kelautan yang berpengaruh pada perubahan iklim dan menggunakan sumber daya kelautan untuk kemanfaatan bagi kehidupan manusia. World Ocean Conference pernah dilakukan di Indonesia pada tanggal 11-14 Mei 2009 tepatnya di Manado Sulawesi Utara.
Konferensi ini merupakan inisiatif murni Indonesia untuk memberikan kontribusi dalam memberikan solusi terhadap dampak dan ancaman perubahan iklim terhadap laut dan sebaliknya pengaruh laut terhadap perubahan iklim.
World Ocean Conference memiliki peranan yang cukup penting terhadap kelestarian dan keasrian lingkungan laut untuk menjaga kestabilan iklim dan mencegah terjadinya global warming. Hutan laut yang meliputi berbagai jenis kehidupan laut yang membutuhkan karbondioksida sebagai bahan makanannya, seperti halnya tumbuhan di hutan berjumlah amat banyak mulai dari jasad renik bersel satu sampai yang bersel banyak. Biota laut penyerap karbondioksida inilah yang mampu mengurangi pemanasan suhu bumi.
Salah satu biota laut yang paling banyak menyerap gas karbondioksida adalah berbagai ganggang hijau (algae). Organisme yang mudah hidup di laut ini punya kemampuan besar menyerap karbondioksida dan itu dapat diolah menjadi biofuel, bahan bakar ramah lingkungan.
Biota laut merupakan rantai makanan ekosistem di laut yang terkait dengan pemanasan global. Untuk itu, menjaga laut bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk diri kita antara lain dengan tidak membuang sampah ke sungai karena sungai mengalir ke laut. Pencemaran laut bukan saja membuat kotor lautan, tetapi juga mengakibatkan ikan-ikan atau burung-burung, terumbu karang dan tanaman laut (hutan bakau) lambat laun akan punah.
Sumber :
Media Komunikasi Lingkungan Serasi
http://www.setneg.go.id

Minggu, 22 Mei 2011

Chaetoceros diversus

Harmful Algae Blooms (HABs) adalah suatu fenomena blooming fitoplankton toksik di suatu perairan yang dapat menyebabkan kematian biota lain. Toksin yang dihasilkan HABs dapat
mengkontaminasi manusia melalui perantara kerang dan ikan. Fitoplankton memiliki klorofil yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air yang digunakan sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan di laut. Namun fitoplankton tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas perairan laut apabila jumlahnya berlebih (blooming). Tingginya populasi fitoplankton beracun di dalam suatu perairan dapat menyebabkan berbagai akibat negatif bagi ekosistem perairan, seperti berkurangnya oksigen di dalam air yang dapat menyebabkan kematian berbagai makhluk air lainnya.
            Ledakan populasi fitoplankton yang diikuti dengan keberadaan jenis fitoplankton beracun
akan menimbulkan Ledakan Populasi Alga Berbahaya (Harmful Algae Blooms – HABs). Faktor yang dapat memicu ledakan populasi fitoplankton berbahaya antara lain karena adanya eutrofikasi adanya upwelling yang mengangkat massa air kaya unsur-unsur hara; adanya hujan lebat dan masuknya air ke laut dalam jumlah yang besar.
            Spesies dari kelas Bacillariophyceae merupakan spesies yang umum ditemukan di perairan laut. Kelompok Bacillariophyceae atau lebih dikenal diatom merupakan kelompok terbesar dari algae. Ledakan populasi dari diatom di suatu perairan umumnya menandakan meningkatnya produktivitas perairan tersebut, namun blooming diatom kadang-kadang dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen di dalam air laut. Bacillariophyceae merupakan kelompok yang dominan dan selalu ada pada tiap titik pengambilan sampel, hal ini menunjukkan bahwa Bacillariophyceae merupakan organism euryhaline, dimana Bacillariophyceae dapat hidup pada kisaran salinitas 5‰-30‰.
            Chaetoceros sp., spesies HABs tertinggi kedua setelah Nitzschia sp., merupakan spesies fitoplankton yang tidak toksik terhadap manusia tetapi secara fisik dapat mengganggu system pernafasan ikan dan avertebrata terutama apabila kepadatan individunya relatif tinggi. Diatom jenis ini mempunyai morfologi khas yaitu duri. Duri-duri tersebut dapat merangsang pembentukan lender pada insang biota laut, sehingga biota tersebut sukar bernafas. Duri-duri ini bahkan dapat menyebabkan pendarahan di insang. Chaetoceros merupakan jenis fitoplankton yang diketahui mampu bertahan di perairan tercemar.



































Sumber :

Anderson, D,M., J,M, Burkholder., W,P, Cochlan., P,M, Gilbert., C,J, Gobler., C,A, Heil., R,M, Kudela., M,L, Parsons., J,E, Jack Rensel., D,W, Townsend., V,L, Trainer., G,A, Vargo., 2008, Harmful algall blooms and eutrophication: Examining linkages from selected coastal region of the United Stated, Harmful Algae., 8, 39-53.

Damar, A, 2006, Musim hujan dan eutrofikasi perairan pesisir, Majalah Tempo, 30 Nopember 2006.

Nybakken. 1988. Biologi laut suatu pendekatan ekologis. PT Gramedia. Jakarta

Praseno, D,P. dan Sugestiningsih., 2000, Red tide di perairan Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi – LIPI, Jakarta

Wiadnyana, N,N., 1996, Mikroalga berbahaya di Indonesia. Oseanology dan Limnology di Indonesia, 29, 15 – 28.

http://www.smhi.se/oceanografi/oce_info_data/plankton_checklist/diatoms/chaetoceros_curvisetus.

Sabtu, 14 Mei 2011

dugong,manatee,pesut

DUGONG


Definisi

Dugong (Dugong dugon) adalah mamalia laut besar  bersama dengan manatee, adalah salah satu dari empat spesies yang hidup dari ordo Sirenia. Dugong dugon, adalah mamalia laut besar yang menghabiskan seluruh hidupnya di laut.  Dugong merupakan hewan pemakan lamun (seagrass).  Panjang dugong di perkirakan sampai 3 meter dan berat sampai 400 kg. 

Klasifikasi

Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Class                : Mammalia
Ordo                : Sirenia
Family             : Dugongidae
Subfamily        : Dugonginae
Genus              : Dugong
Species            : Dugong dugon



Habitat

Dugong berenang pada dekat permukaan perairan dan sesekali menyelam pada dasar perairan, pola renang dugong memang sedikit lebih unik dengan pergerakan yang lambat dengan menggerakkan ekor nya keatas dan ke bawah dan sesekali muncul pada permukaan perairan untuk mengambil udara (hampir mirip dengan pergerakan ikan paus besar). Dugong umumnya bermigrasi pada tempat-tempat tertentu untuk mencari makan dan menyebar pada daerah-daerha tropis dunia. Penyebaran dugong ini umumnya sangat tergantung pada lingkungan perairan dan terutama sumber makanan yang berupa habitat alami beberapa jenis seagrass seperi Halodule sp., Halophile sp. dan Syringodium sp yang merupakan makanan alami dugong.  Atau kita sering menemukan dugong pada lingkungan perairan yang terlindung dari ombak dan arus yang kuat. 
            Ia juga merupakan satu-satunya sirenia yang bisa ditemukan di kawasan perairan sekurang-kurangnya di 37 negara di wilayah Indo-Pasifik, walaupun kebanyakan duyung tinggal di perairan utara Australia. Duyung atau dugong adalah satu-satunya mamalia laut herbivora atau maun (pemakan dedaunan), dan semua spesies sapi laut hidup pada perairan segar dengan suhu air tertentu. Duyung bisa mencapai usia hingga 70 tahun atau lebih, serta dengan angka kelahiran yang rendah yang mengancam menurunnya populasi duyung. Duyung juga terancam punah akibat badai, parasit, serta hewan pemangsa seperti ikan hiu, paus pembunuh dan buaya.         Dugong hidup di perairan air laut yang tenang dan dangkal, berkedalaman 20 meter,dan banyak ditumbuhi oleh lamun.
                Penyebaran dugong di perairan dunia di catat pada longitude 30°E sampai 170°E dan antara latitude 30°N sampai 30°S. Kawasan ini mencakup Australia, Teluk Persian dan laut merah, pantai Afrika, Sri Lanka, Indonesia, Philipina, Malaysia, Thailand dan di sekitar kepulauan Pacific. Di Indonesia sendiri, populasi dugong sangat sedikit. Dilaporkan tahun 1970 populasi dugong mencapai 10.000 ekor dan tahun 1994 di perkirakan popluasinya hanya sekitar 1000 ekor. Penyebaran dugong di Indonesia laporkan berada di kawasan timur Indonesia mencakup Sulawesi (Bunaken, Wakatobi Takabonerate), Nusa Tenggara Timur (Sumba, Lembata, pulau Flores, Teluk Kupang Kepulauan Komodo), Maluku Pulau Aru Pulau Lease seram dan Halmahera) Perairan papua (Pulau Biak, sorong dan Fakfak) dan sebagian kecil pada perairan Sumatra (Riau, Bangka dan Pulau Belitung), Jawa (ujung Kulon, pantai Cilacap, Cilegon, labuhan dan Segara Anakan) dan Bali. Informasi tentang keberadaan dugong hanya di peroleh dari beberapa nelayan yang kebetulan secara tidak sengaja menangkap atau melihat dugong itu sendiri.


Reproduksi
Perkembangbiakan dugong lebih mirip mamalia yang semuanya di lakukan di laut dengan interval kelahiran 3 sampai 7 tahun. Dan semua anak dugong juga menyusu pada induknya. Sampai pada umur 1 sampai 2 tahun.  Dugong mencapai ukuran dewasa setelah berumur 9 tahun dan umumnya dugong bertahan hingga mencapai umur 20 tahun. Dugong menanggung anaknya pada waktu setelah sekitar 13-bulan kehamilan . Merawat anaknya tersebut selama dua tahun dan mencapai kematangan seksual antara usia 8-18, lebih lama daripada di mamalia yang lain. Meskipun umur panjang dari Duyung, yang dapat hidup selama lima puluh tahun atau lebih, wanita melahirkan hanya beberapa kali sepanjang hidup mereka dan berinvestasi cukup besar dalam perawatan orangtua muda mereka. Duyung juga gemar berkelompok antara 5 – 10 ekor yang terdiri dari induk jantan, betina dan anaknya; atau bergerombol terutama diwaktu musim kawin. Tetapi ada kalanya Duyung suka menyendiri. Duyung memiliki sifat monogamy dan berkembang biak sangat lambat. Biasanya beranak setiap 2 tahun sekali dimana setiap kali beranak hanya 1 ekor dan jarang kembar dua.
Siklus Hidup
            Dugong sebenarnya adalah mamalia laut bernafas dengan paru-paru ( bukan dengan insang ) dan tidak hidup di samudra. Namun berada tak jauh dari permukaan laut, karena sesekali dugong harus menyembul ke permukaan untuk menghirup oksigen. Dugong memerlukan air hangat, air dangkal untuk bertahan hidup. Mereka seringkali berenang di dekat pembangkit listrik pada musim dingin untuk mencari kehangatan.
Cara Makan

            Dugong sebagai herbivore yang hidup di laut, cara makannya umumnya sama dengan cara makan herbivore di darat, yaitu mengunyah-ngunyah makanannya. Kebiasaan makan dilakukan pada malam hari (nocturnal) tetapi dalam suatu kolam besar (oceanorium), Dugong tidak mengenal waktu makan. Hal ini dipertegas oleh Anderson dan Birtles (1978), bahwa Dugong dapat makan pada waktu malam hari maupun pada waktu lain.

            Pada waktu makan, Dugong lebih banyak menggunakan lubang hidung serta bibirnya daripada sirip dada untuk menggali Lumpur atau mencabut akar lamun. Lumpur yang melekat pada tumbuhan lamun dibersihkan dengan cara menyemburkan tumbuhan itu sejenak lalu ditelan.

            Dugong mempunyai kebiasaan makan yang rakus, dimana yang dewasa dapat menghabiskan 25 – 30 kg lamun basah setiap harinya.



































MANATEE


Definisi

            Manatee (suku Trichechidae, marga Trichechus) adalah mamalia air besar yang juga disebut lembu laut. Trichechidae berbeda dengan Dugongidae dari segi bentuk tengkorak dan bentuk ekor. Ekor Manatees berbentuk pendayung, sementara ekor Dugong bercabang. Manatee adalah herbivora, melewatkan sebagian besar waktunya merumput di air dangkal. Tubuh Manatee dapat mencapai panjang hingga 4,5 meter atau lebih, dan hidup di air tawar dan air asin.

Klasifikasi

Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Sirenia
Famili              : Trichechidae
Genus              : Trichechus
Spesies            : Trichechus inunguis
                          Trichechus manatus
                          Trichechus senegalensis





Habitat

Manatee mendiami kawasan pesisir berpaya dangkal di Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Laut Karibia. Manatee seringkali berkumpul di dekat stasiun listrik, yang memanaskan air. Mereka menjadi bergantung pada sumber panas buatan ini. Mereka tak lagi bermigrasi ke daerah air yang hangat karena sudah memperoleh sumber air panas yang selalu ada ini. Manatee menghabiskan sebagian besar waktu mereka pada tanaman dalam keadaan hangat, perairan dangkal yang kurang lebih dua meter. Manatee adalah herbivora dan karena itu hanya benar-benar memakan tanaman air seperti rumput laut dan ganggang.

Reproduksi

Manatee bernafas dengan paru-paru, melahirkan dan menyusui anaknya. Manatee melahirkan anaknya tunggal setelah periode kehamilan selama setahun. Saat kelahiran anaknya adalah 3 sampai 4 kaki (1-1,3 m) panjang dan berat 60 - 70 pon (27-32 kg), lebih besar dari murid kelas pertama paling. Anaknya ini diberi susu oleh ibunya selama dua tahun. Betina dewasa pada lima tahun.
Siklus Hidup
            Siklus hidup dimulai dengan kawin. Manatee mencapai kematangan seksual antara usia 2 dan 5. Seorang perempuan di-musim akan dicapai oleh laki-laki bersemangat, kadang-kadang sebanyak 20 pada suatu waktu. Tidak ada musim tertentu untuk kawin. Wanita yang telah berhasil dibiakkan akan gestate untuk sekitar 12 sampai 14 bulan (385-400) hari sebelum melahirkan satu keturunan hidup. Manatee baru lahir dikenal sebagai anak sapi. Ini akan terjadi setiap dua sampai tiga tahun.
Cara Makan
            Manatee tidak memiliki tangan. Tapi mereka bisa menggunakan sirip depan mereka untuk menarik makanan ke arah mulut mereka. Umumnya, bagaimanapun, mereka menggunakan moncong luar biasa mereka untuk tujuan ini. Manatee yang dirancang atas bibir-khusus yang terbagi di tengah dan bisa klem ke tanaman seperti sebuah tang. Manatee bergerak sepanjang bagian bawah dengan sirip mereka, menarik tanaman air dengan-kuat seperti bibir atas plier mereka.
           








































PESUT


Definisi
Pesut atau lumba-lumba air tawar adalah spesies mamalia air yang menghuni wilayah perairan tawar di India, Indocina, Filipina dan Kalimantan. Pesut adalah salah satu spesies dari genus Orcaella. Kadang-kadang pesut terdaftar dalam beragam famili yang terdiri dari ia sendiri dan pada Monodontidae dan dalam Delphinapteridae. Sekarang ada persetujuan bahwa pesut termasuk famili Delphinidae. Penampilan pesut mirip dengan beluga, meski lebih berkerabat dengan orka. Spesies ini mempunyai melon (jaringan berlemak dan berminyak di kepala). Moncongnya tidak khas. Sirip punggung yang terletak dua pertiga posterior di punggung, pendek, tumpul, dan segitiga. Sirip tangan panjang dan lebar. Secara keseluruhan ia berwarna cerah, namun lebih putih di bawah tubuh daripada di punggung. Pesut dewasa beratnya lebih dari 130 kg dan panjangnya 2,3 m saat dewasa. Panjang maksimum yang tercatat adalah jantan 2,75 m.
Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Cetacea
Genus              : Orcaella
Spesies            : Orcaella brevirostris

Habitat

Tidak seperti mamalia air lain yakni lumba-lumba dan ikan paus yang hidup di laut, pesut mahakam hidup di sungai-sungai daerah tropis. Pesut ini ditemukan di banyak muara-muara sungai di Kalimantan, tetapi sekarang pesut menjadi satwa langka. Selain di Sungai Mahakam, pesut ditemukan pula ratusan kilometer dari lautan.
Di dunia ini, pesut ( Orsaella brevirostris ) hanya dapat ditemukan di perairan perairan-prerairan tropis dan sub-tropis indo-pasifik. Di wilayah ini,pesut hidup di perairan dangkal pesisir pantai(termasuk estuary) dan sungai-sungai pedalaman. Pada ekosistem estuari, pesut dilporkan terdapat di muara-muara Sungai Gangga dan Brahmaputra. Sedangkan di perairan/sungai pedalaman keberadaan populasi besar pesut tercatat di Sungai Ayeryawaddy di Myanmar, Sungai Mekong di Vietnam dan kamboja serta Sungai Mahakam di Kalimantan, Indonesia.

Reproduksi
Lumba-lumba ini dianggap mencapai kedewasaan seksual pada 7 sampai 9 tahun. Di belahan bumi utara, perkawinan dilaporkan berlangsung pada bulan Desember sampai Juni. Masa hamilnya 14 bulan, melahirkan seekor anak setiap 2 hingga 3 tahun. Saat lahir panjangnya 1 m dan beratnya 10 kg. Anak itu disapih setelah berumur dua tahun. Umur pesut dapat mencapai 30 tahun.


Siklus Hidup
            Pesut umumnya bernafas tiga kali dalam interval berdekatan, kemudian menyelam selama satu sampai dua menit. Waktu menyelam akan lebih lama bila menyendiri atau mengalami ketakutan, namun maksimal 12 menit. Laju berenang maksimal 15 km/jam (normalnya 3-4 km/jam), berkelompok dalam jumlah kecil maksimal tujuh ekor dengan anak, namun pernah ditemukan 8-10 ekor dalam satu kelompok. Sebagian besar waktu bagi pesut, digunakan untuk makan dan mencari makan.
            Pesut adalah mamalia yang sangat sensitive terhadap perubahan lingkungan habitat hidupnya. Sedikit saja pesut mengalami gangguan di habitatnya, akan membuatnya stress dan berakibat buruk pada pesut. Perubahan pembentuk iklim yang banyak dipengaruhi oleh kerusakan lingkungan seperti kerusakan hutan akan berdampak negative pada perubahan di lingkungan habitat pesut Mahakam. Hal itu sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan pesut Mahakam yang sangat sensitive terhadap perubahan itu.

Cara Makan
Pesut mencari dan menangkap ikan dengan cara echolocation (sonar) dan jika telinga mereka rusak mereka tidak dapat menemukan makanan. Lumba-lumba Irrawaddy, Orcaella brevirostris, makan ikan, udang, cumi, dan telur ikan. Dua jenis ikan cyprinid , siamensis Cirrihinus dan typus Paralaubuca, dianggap sumber makanan penting bagi lumba-lumba Irrawaddy yang banyak ditemukan di timur laut Kamboja dan Laos.










Kesimpulan

Jenis Mammalia
Perbedaan
Dugong
-          Hidupnya di laut
-          Interval kelahiran 3 sampai 7 tahun
-          Termasuk hewan nocturnal
-          Bernafas menggunakan paru-paru
-          Mencari makanan dengan menggunakan lubang hidung dan bibir
Manatee
-          Hidupnya di air tawar dan air asin
-          Interval kelahiran sekitar selama 1 tahun
-          Bernafas menggunakan paru-paru
-          Mengambil makanan dengan menggunakan sirip depan
Pesut
-          Hidupnya di air tawar, daerah-daerah tropis
-          Interval kelahiran 2 sampai 3 tahun
-          Mencari dan menangkap makanan dengan menggunakan echolocation (sonar)













DAFTAR PUSTAKA

Burnie D, Wilson DE. 2001. Animal. London: Dorling Kindersley. 624 p.
Klinowsko, M. 1991. Dolphins Porpoises and whales of The World. The IUCN red Data Book. IUCN. Gland.
Stacey, Pam J. (1999-5-5). Orcaella brevirostris . Mammalian Species (American Society of Mammalogists) (616): 1-8. 
http://animals.about.com/od/mammals/p/dugong.htm
http://maruf.wordpress.com/category/mengenal-dugong/















TUGAS KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT

DUGONG, MANATEE DAN PESUT





 








NAMA       : DANAR PRASETYO U
                                   NIM           : 26020110141024            


Program Studi Ilmu Kelautan
Jurusan Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro
Semarang
 2011